Berteman Dengan Mantan (?)
Beberapa menit sudah lewat, sejak saya telah menamatkan episode terakhir dari salah satu serial barat yang saya simak sejak tahun kemarin, yang bulan lalu baru saja merilis season terbarunya, SEX LIFE 2. Serial Drama barat bergenre erotis yang digarap oleh sutradara Jessika Borsiczky ini sukses mendobrak rating jagat netflix dengan ending yang sangat memuaskan para fans yang sudah lama menantinya.
Di tulisan kali ini saya bukan berniat mau mereview film dari serial ini sih. Saya hanya tak menampik bahwa banyaknya hal yang bisa dipetik dari drama ini. Bagaimana mantan bisa memilih menyikapi segalanya dengan dewasa dalam hal ini seperti yang dilakukan Billie dan Cooper pada akhirnya.
Semua yang saling cinta ingin hidup bersama, namun beberapa cinta itu juga terlahir dengan garis hidup yang berbeda. Bagaimana kita bisa menyikapinya dengan dewasa, jika tiba saatnya Tuhan berkata lajur kita untuk berada di jalur yang sama sudah berakhir. Bagaimana jika kita sudah tiba pada penghujung persimpangan, lalu dari antara kita ternyata dihadapkan dengan pilihan harus melepas.
Hidup, penuh dengan jutaan pesona mistikal. Kita, yang dulunya mencari malam jika hilang arah, berjanji bertemu saat jeda lalu berakhir sampai saling memejam mata. Kita tadinya, ialah sebuah kemungkinan yang kini menjadi sepasang orang asing.
Saya sejujurnya pun tidak berteman dengan mantan-mantan saya. Sampai saya sudah bermigrasi ke beberapa kota perantauan dan sudah meniti karir, pun, semesta tampaknya masih merasa ada beberapa pasang di dunia ini yang memang tidak ditakdirkan untuk berteman sebagai mantan.
Masa pacaran saya bukanlah seindah pengalaman naik kuda putih laksana dongeng-dongeng masa lalu. Tapi di usia yang ke tiga puluh satu tahun ini tak dipungkiri bahwa saya menyadari ada banyak hal yang memang bisa hilang di sepanjang perjalanan. Pun, kita bisa memeluk hal yang lalu, sehingga mampu memberikan ruang untuk hal baru.
Masa lalu tak selamanya harus selalu dianggap gelap dan tertutup rapat, akan tetap ada setitik celah terbuka yang kadang tak kita sadari adanya pada sosok-sosok masa lalu. Mereka membantu menerangi beberapa hal pada kita jika memang sudah waktunya untuk bersinar. Maka sejujurnya saya juga tidak keberatan berteman dengan mantan.
Karena untuk setiap pertemuan yang tercipta, Tuhan sedang menggariskan makna. Karena untuk setiap momen kami bersama, aku berani berkata aku tak pernah menyesalinya. Karena untuk setiap keputusan yang sengaja walau tak sengaja terjadi, aku tak pernah mengingkarinya.
Masa lalu, tak selalu harus dianggap benda usang yang harus disimpan di dalam gudang. Cukup mengakui bahwa pada tiap orang yang pernah singgah, Tuhan pernah menitipkan bahagia. Mereka ada untuk membentuk pribadi kita yang sekarang. Mereka pernah ada menjadi doa-doa yang mengudara. Mereka ada untuk saling mengukir kisah, walau di dalamnya juga terdapat goresan sajak-sajak luka.
Kasus Cooper yang awalnya susah menerima akhir dari hubungannya dengan Billie dan memutuskan untuk gonta-ganti pasangan ranjang mengakhiri keputusan kekanakannya setelah ia terlibat dalam kecelakaan besar yang hampir merengut nyawanya. Pelarian yang ia lakukan seperti apapun tidak akan pernah bisa mencoba mengisi kekosongan di dalam hidupnya.
Saya dalam hal ini mengakui akan ada masa dimana kedua insan yang memutuskan mengakhiri hubungan harus memiliki waktu. Mungkin mereka tidak akan dapat langsung berkomunikasi dengan baik dan profesional. Mereka masih bergulat dengan perasaan masing-masing. Tapi jika waktu yang dibutuhkan telah usai, sepertinya tidak masalah kalau hubungan mereka dilakoni sebagai teman biasa.
Saya tak tahu kapan hubungan selanjutnya akan kembali mampir ke kehidupan saya. Saya hanya bisa berharap hubungan tersebut ialah tempat pemberhentian saya selamanya. Tapi, jika saya memang harus berhadapan dengan skenario lain, saya harap saya bisa berteman dengannya,.. walau sebagai mantan.
0 comments
Halo silahkan tinggalkan komentarnya ya kak❤ Pastikan kakak menggunakan akun Gmail jika ingin meninggalkan komentar ya kak ❤